koagulasi Protein
sekilas tenteng koagulasi protein nih.... :)
Koagulasi adalah keadaan dimana protein tidak lagi
terdispersi sebagai suatu koloid karena unit ikatan yang terbentuk cukup
banyak. Koagulasi juga dapat diartikan sebagai kerusakan protein yang terjadi
akibat pemanasan dan terjadi adanya penggumpalan serta pengerasan pada protein
karena menyerap air pada proses tersrbut (Makfoeld, 2008). Koagulasi berbeda
dari denaturasi protein, dimana pada koagulasi protein sifat biologi dan
aktivitas protein tidak berubah (
2.2.
Faktor Penyebab Koagulasi
Ada beberapa factor yang dapat
menyebabkan koagulsi suatu protein, yaitu :
·
Asam
Proses koagulasi protein dapat terjadi
karena penambahan asam. Pada proses pembuatan yogurt, susu yang didalamnya
terkandung bahan protein dalam bentuk laktosa dan kasein difermentasi dengan
penambahan bakteri dari spesies lactobacillus. Dalam proses fermentasi
tersebut, susu kemudian mengalami koagulasi karena berubahnya sifat susu
menjadi asam yang disebabkan oleh dihasilkannya asam laktat oleh bakteri yang
ditambahkan. Perubahan tersebut mengakibatkan susu teragulasi yang membuat
teksturnya menjadi kental sehingga terbentuk curd atau youghurt.
·
Garam
Garam berfungsi dalam membantu
pengeluaran protein (whay) dari koagulan, pengaturan kadar air dan keasaman
keju (sebagai contoh dari adanya koagulasi), pembentukan cita rasa keju (Foster
et.al., 1961). Prescott dan Dunn, 1982 mengatakan bahwa jumlah penambahan garam
juga berpengaruh pada cita rasa, tekstur, penampakan, jumlah asam laktat, dan
menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk. Bila tidak dilakukan penggaraman, maka
keju akan lunak, tekturnya tidak elastis, dan pematangan tidak normal. Apabila
pengaraman diberikan terlalu banyak maka akan membuat keju menjadi keras dan
proses pematangannya berjalan lambat. Penggaraman dapat menyebabkan produksi
asam terhambat, sehinggu pH keju setelah penggaraman tidak akan turun lagi.
·
Panas
kenaikan suhu sistem
koloid menyebabkan tumbukan antar partikel-partikel sol dengan molekul-molekul
air bertambah banyak. Hal ini melepaskan elektrolit yang teradsorpsi pada
permukaan koloid. Akibatnya partikel tidak bermuatan.
Suhu lingkungan juga
merupakan faktor pentingbagi pertumbuhan mikroba dan sintesis produk metabolisme.
Pada suhu optimum mikroba dapat tumbuh dan melakukan metabolism sebaik-baiknya.
Suhu optimum pertumbuhan belum tentu merupakan suhu optimum untuk pembentukan enzim.
Suhu adalah salah satu faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba dan
produksi metabolit, mengingat suhu mempengaruhi kecepatan reaksi kimia,
konfigurasi tiga dimensi protein dan kecepatan aktivitas enzim. Suhu yang
terlalu rendah menyebabkan reaksi metabolism relative rendah karena tidak cukup
energy untuk mencapai suatu reaksi. Pada suhu yang lebih tinggi molekul enzim
yang terproduksi lebih aktif dan terjadi tumbukan molekul, dapat memulai suatu
reksi selama protein enzim tidak terdenaturasi. Optimal produksi enzim
didefinisikan sebagai maksimum produk, pada kondisi ini enzim diproduksi
terus-menerus.
·
Enzim
Enzim adalah suatu
protein yang bertindak sebagai katalisator reaksi biologi (biokatalisator).
Pemanfaatan enzim saat ini berkembang pesat terutama pada industry pengolahan
pangan misalnya penggunaan enzim rennet untuk menggumpalkan susu pada proses
pembuatan keju.Suhu dan pH merupakan factor yang mempengaruhi aktivitas enzim rennet
mikrobia. Oleh karena itu, perlu dikaji penggunaan enzim amobil dengan matriks
alginate terhadap lingkungan suhu dan pH yang berbeda sehingga diperoleh
kondisi yang optimum bagi enzim amobil untuk melaksanakan reaksi katalitik.
Proses koagulasi
susu dengan penambahan enzim rennet mikrobia pada saat pembuatan keju memiliki
suhu optimum sekitar 30 – 400C, sedangkan pada suhu 150C
tidak akan terjadi koagulasi susu dan bila suhu 600C enzim rennet
mikrobia menjadi inaktif (Winarno, 1983). Menurut Radiati dan Fardiaz (1991)
enzim rennet stabil dalam menggumpalkan susu pada pH 4 – 6.
·
Pembekuan
·
Mikroba
Pentingnya mikroba
dalam proses penggumpalan protein adalah karena beberapa jenis mikroba
menghasilkan suatu enzim yang dapat menyebabkan penggumpalan. Selain itu,
mikroba menghasilkan asam laktat dari laktosa sehingga diperoleh kondisi pH
yang diinginkan dan diperlukan saat proses penggumpalan seperti pada proses
pembuatan keju. Proses pembentukan curd (gumpalan) pemisahan ataupun pelepasan whey (cairan) dari curd, pembentukan tekstur keju dan pengerasan curd di akhir proses
secara signifikan dipengaruhi oleh pH. Fungsi lain dari mikroba adalah
menghasilkan residu karbohidrat yang bersama dengan penurunan kelembapan akan
mempertahankan stabilitas mikroba keju. Sifat proteolitik dan residu
metabolisme mikroba akan akan berperan atau paling tidak sangat esensial dalam
pembentukan aroma dan rasa selama proses pemeraman. Mikroba yang digunakan
untuk menggumpalkan protein didominasi oleh kelompok grup Streptococcus seperti Streptococcus
lactis, S. cremonis, S. diacetylactis dan Leuconostoc cremonis. Selain itu, mikroba jenis lain yang sering
digunakan adalah mikroba thermofil (tahan panas) seperti Lactobacilli dan S.
thermophilus. Mikroba umumnya digunakan sebagai starter untuk menggumpalkan
protein.
2.3.
Mekanisme Koagulasi
Koagulasi berawal dari pemanasan yang dapat menyebabkan pemutusan
ikatan hidrogenyang menopang struktur sekunder dan tersier suatu protein
sehingga menyebabkan sisihidrofobik dari gugus samping polipeptida akan tebuka.
Hal ini menyebabkan kelarutan protein semakin turun dan akhirnya
mengendap dan menggumpal. Pada saat inilah terjadi proses koagulasi
(Winarno,2006).
Tahapan koagulasi protein :
1.
Denaturasi protein : Perubahan utama
pada struktur 3 dimensi
2.
Flokulasi / curding : Perubahan struktur
protein sekunder, penggumpalan protein yang mengendap berada di dalam keadaan
terpisah – pisah
3.
Gelasi/ koagulasi: Gumpalan – gumpalan
protein sudah menbentuk massa homogen seperti gel.
2.4.
Contoh Pemanfaatan Koagulasi
Keju
Keju merupakan
salah satu hasil olahan susu yang telah dikenal masyarakat. Pada proses
pembuatan keju digunakan enzim rennet yang digunakan sebagai koagulan. Enzim
rennet adalah enzim protease yang diperoleh dari lambung anak sapi yang berumur
3-4 minggu.
Proses pembuatan keju menurut Radiati dan Fardiaz
(1991) sebagai berikut : Susu dipasteurisasi pada suhu 72 – 730C selama 15
menit, didinginkan sampai 400C dan diberi starter Lactobacillus bulgaricus,
Streptococcus thermophillus (2 : 1) sebanyak 5% (v/v), diinkubasi suhu 430C
selama 1 – 2 jam dalam waterbath. Suhu diatur sesuai perlakuan (32, 37
dan 420C) dan dibiarkan hingga tercapai pH sesuai perlakuan (5,0; 5,5 dan 6,0).
Larutan CaCl2 25% kemudian ditambahkan sebanyak 0,1% (v/v) dan enzim rennet
amobil sebanyak 2,5% (b/v), dibiarkan hingga susu membentuk curd. Curd
dipotong kecil-kecil dan ditiriskan untuk memisahkan whey, kemudian curd
dipanaskan pada suhu 500C, dan dipres selama 2 – 3 jam. Tidak lupa pada
tahap ini, enzim amobil dipisahkan dengan penyaringan. Koagulum direndam dalam
larutan garam 2% selama 2 jam, ditiriskan selama 1 jam dan dibungkus dengan aluminium
foil dan disimpan dalam lemari pendingin sampai digunakan untuk tahap
selanjutnya.Suhu koagulasi yang optimum akan meningkatkan proses koagulasi,
sehingga pengeluaran whey akan lebih besar dan air yang terikat dalam curd
lebih sehingga keju yang dihasilkan juga semakin keras.
Tahu
Tahu susu merupakan salah satu
produk turunan dari susu yang diolah dengan cara menggumpalkan proteian yang terdapat di
dalam susu. Bahan penggumpalan yang biasa dipakai dalam pembuatan tahu susu
tidak berbeda dengan yang digunakan dalam pembuatan tahu kedelai. Prinsip
pembuatannya adalah menggumpalkan protein dalam susu (kasein) yang bisa
dilakukan dengan menambahkan bahan yang memiliki sifat asam, misalnya cuka.
Youghurt
Didalam susu sapi terdapat protein yang disebut
kasein dan karbohidrat berupa laktosa. Laktosa merupakan karbohidrat utama
dalam susu yang digunakan oleh kultur L. bulgaricus dan S. thermopillus sebagai
sumber karbon dan energi untuk pertumbuhannya. Laktosa dihirolisis menghasilkan
asam piruvat lalu asam piruvat menjadi asam laktat. Asam laktat yang dihasilkan
menyebabkan penurunan pH susu. Jika pH susu menjadi sekitar 4,6 atau lebih
rendah maka keasaman susu akan menjadi tidak stabil dan akan terkoagulasi.
Astaga lagunya bagus2 disini T.T jadi makin semangat membaca sambil dengerin
ReplyDeleteWow
Delete